Terdapat empat teknik pengkajian yang
secara universal diterima untuk digunakan selama pemeriksaan fisik: inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Teknik-teknik ini digunakan sebagai bingkai
kerja yang menfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan dan
penciuman.
INSPEKSI
Langkah pertama pada
pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan mengevaluasi pasien
secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai
pasien. Secara
formal, pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa
terburu-buru.
PALPASI
Palpasi, yaitu menyentuh
atau merasakan dengan tangan. Palpasi struktur individu,baik pada
permukaan maupun dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan memberikan
informasi mengenai posisi, ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas/gerakan
komponen-komponen anatomi yang normal, dan apakah terdapat abnormalitas
misalnya pembesaran organ atau adanya massa yang dapat teraba. Pada awal selalu
digunakan palpasi ringan, dan kekuatan palpasi dapat ditingkatkan terus sepanjang
pasien dapat menoleransi. Jika pada awal palpasi, anda melakukan terlalu dalam,
anda mungkin melewatkan dan tidak mengetahui jika terdapat lesi permukaan dan palpasi
anda akan mengakibatkan rasa nyeri yang tidak perlu pada pasien. Palpasi
ringan bersifat superfisial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada
permukaan atau dalam otot. Juga dapat membuat pasien relaks sebelum melakukan
palpasi medium dan dalam. Untuk melakukan palpasi ringan, letakkan/tekan secara
ringan ujung jari anda pada kulit pasien, gerakkan jari secara memutar. Palpasi
medium untuk menilai lesi medieval pada peritoneum dan untuk massa, nyeri tekan,
pulsasi (meraba denyut), dan nyeri pada kebanyakan struktur tubuh. Dilakukan
dengan menekan permukaan telapak jari 1-2 cm ke dalam tubuh pasien, menggunakan
geraka sirkuler/memutar. Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ
dalam rongga tubuh, dan dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Jika
dilakukan dengan dua tangan, tangan yang di atas menekan tangan yang di bawah
2-4 cm ke bawah dengan gerakan sirkuler. Bagian yang nyeri atau tidak nyaman
selalu dipalpasi terakhir. Kadang, diperlukan untuk membuat rasa tidak nyaman
atau nyeri untuk dapat benar-benar menilai suatu gejala.
PERKUSI
Perkusi, langkah ketiga
pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk
menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan atau udara di bawahnya. Ada dua metode perkusi, langsung
(segera) dan tak langsung (diperantarai). Perkusi
diperantarai (tak langsung) adalah metode yang menggunakan alat
pleksimeter untuk menimbulkan
perkusi. Dari sejarahnya, pleksimeter adalah palu karet kecil, dan digunakan
untuk mengetuk plessimeter, suatu
obyek padat kecil (biasanya terbuat dari gading), yang dipegang erat di depan permukaan tubuh. Ini merupakan
metode yang disukai selama hampir 100 tahun, tetapi pemeriksa merasa repot
untuk membawa peralatan ekstra ini. Sehingga, perkusi tak langsung, menggunakan
jari telunjuk dan jari tengah atau hanya jari tengah satu tangan bertindak
sebagai pleksimeter, yang mengetuk jari tengah tangan yang lain sebagai
plessimeter, berkembang menjadi metode pilihan sekarang. Kini, jari pasif
(plessimeter) diletakkan dengan lembut dan erat pada permukaan tubuh, dan
jari-jari lainnya agak terangkat di atas permukaan tubuh untuk menghindari
berkurangnya suara. Pleksimeter, mengetuk plessimeter dengan kuat dan tajam, di
antara ruas interphalangeal proksimal. Setelah melakukan ketukan cepat, jari
segera diangkat, agar tidak menyerap suara. Perkusi langsung dan tak langsung
juga dapat dilakukan dengan kepalan tangan. Perkusi langsung kepalan tangan
melibatkan kepalan dari tangan yang dominan yang kemudian mengetuk permukaan
tubuh langsung. Perkusi langsung kepalan bermanfaat untuk toraks posterior,
terutama jika perkusi jari tidak berhasil. Pada perkusi tak langsung dengan kepalan,
plessimeter menjadi tangan yang pasif, diletakkan pada tubuh ketika pleksimeter
(kepalan dari tangan yang dominan) mengetuk. Kedua metode prekusi bermanfaat
untuk menilai, misalnya, nyeri tekan costovertebral angle (CVA) ginjal.
AUSKULTASI
Auskultasi adalah
ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah
dan bagian dalam/viscera abdomen. Umumnya, auskultasi adalah teknik terakhir
yang digunakan pada suatu pemeriksaan. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi
adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen,
dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Suara terauskultasi dijelaskan
frekuensi (pitch), intensitas (keraslemahnya), durasi, kualitas (timbre)
dan waktunya. Pemeriksa akan mengauskultasi suara jantung, suara tekanan darah
(suara Korotkoff), suara aliran udara melalui paru-paru, suara usus, dan suara
organ tubuh. Auskultasi dilakukan dengan stetoskop. Auskultasi
adalah keterampilan yang mudah dipelajari tapi sulit interpretasinya. Pertama, suara normal yang bermacam-macam harus dipelajari
sebelum dapat membedakan mana suara yang
abnormal dan ektra. Ketika menggunakan stetoskop, kurangi suara-suara eksternal
yang mengganggu dan suara artefak. Tutup mulut
anda dan, jika endpiece telah diletakkan pada permukaan
tubuh, tutup mata anda dan berkonsentrasilah. Dengan cara demikian, anda akan mengeliminasi suara yang ditransmisikan melalui
mulut yang terbuka, yang dapat berfungsi seperti
megaphone, dan gangguan akibat stimulasi visual terus menerus.
- Pengkajian pada Sistem Integumen
1.
Kulit, Rambut, Kuku
a.
Inspeksi: Melihat warna kulit, kuku,
cacat warna, bentuk, memperhatikan jumlah rambut, distribusi dan teksturnya.
b.
Parpasi: Meraba suhu kulit, tekstur
(kasar atau halus), mobilitas, meraba tekstur rambut.
- Pengkajian Kepala dan Leher
1.
Kepala
a.
Inspeksi: Kesimetrisan wajah dan
tengkorak, warna dan distribusi rambut pada kulit kepala.
b.
Palpasi: Keadaan rambut, tengkorak,
kulit kepala massa, pembengkakan, nyeri tekan.
2.
Mata
a.
Inspeksi: Bola mata, kelopak mata, bulu
mata, kulit, keluasan mata membuka, konjungtiva dan sclera, warna dan ukuran
iris, reaksi pupil terhadap cahaya, gerakan mata, lapang pandang (visus).
b.
Palpasi: Tekanan bola mata, nyeri tekan.
3.
Telinga
a.
Inspeksi: Telinga luar (bentuk, warna,
masa).
b.
Palpasi: Jaringan lunak, jaringan keras,
tragus.
4.
Hidung dan sinus-sinus
a.
Inspeksi: Bentuk hidung, keadaan kulit,
kesimetrisan lubang hidung.
b.
Palpasi: Bagian luar hidung, mobilitas
septum, sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis.
c.
Inspeksi hidung: Bagian dalam hidung.
5.
Mulut dan Faring
a.
Inspeksi: Bibir, gigi dan gusi, bau
mulut atau kebersihan, lidah, selaput lendir mulut, faring.
b.
Palpasi: Pipi, palatum, dasar mulut,
lidah.
6.
Leher
a.
Inspeksi: Bentuk kulit, tiroid.
b.
Palpasi: Kelenjar limfe, kelenjar
tiroid, trakea.
- Pengkajian Dada dan Paru-Paru
a.
Inspeksi: Postur, bentuk, kesimetrisan
ekspansi, keadaan kulit.
b.
Palpasi: Keadaan kulit dinding dada,
nyeri tekan, masa, peradangan, kesimetrisan ekspansi, vibrasi yang dapat
teraba.
c.
Perkusi: Bunyi perkusi paru normal
disebut sonor.
d.
Auskultasi: Mengkaji kondisi paru-paru
dan rongga pleura menggunakan stetoskop.
- Pengkajian Sistem Kardiovaskuler
a.
Inspeksi: Ketidaknormalan denyut atau
dorongan
b.
Palpasi: Meraba area aorta dan area
pulmonal untuk mengetahui ada atau tidaknya pulsasi.
c.
Perkusi: Mengetahui ukuran dan bentuk
jantung secara kasar.
d.
Auskultasi: Mendengar detak jantung,
bunyi jantung dapat didiskripsikan dengan “lup” “dup”.
- Pengkajian Payudara dan Ketiak
a.
Inspeksi: Ukuran, bentuk dan
kesimetrisan payudara, normalnya (melingkar, agak simetris, dan dapat
dideskripsikan kecil, sedang, besar), warna, lesi, vaskularisasi, dan edema
pada kulit payudara, inspeksi warna aerola. Pada wanita hamil aerola berwarna
lebih gelap, adanya penonjolan atau retraksi pada payudara dan putting susu
akibat adanya skar atau lesi, adanya rabas, ulkus, pergerakan atau pembengkakan
pada putting susu, amati arah kedua putting susu, inspeksi ketiak dan klavikula
untuk mengetahui pembengkakan atau tanda kemerah-merahan.
b.
Palpasi: Meraba sekeliling putting susu
untuk mengetahui adanya rabas. Bila ditemukan rabas, identifikasi sumber,
jumlah, warna, konsestensi rabas tersebut dan nyeri tekan.
- Pengkajian Abdomen
a.
Inspeksi: Mengetahui bentuk dan
gerakan-gerakan abdomen, kontur permukaan abdomen, adanya retraksi, penonjolan,
serta ketidaksimetrisan.
b.
Palpasi: bentuk, ukuran, konsistensi
organ, dan struktur di dalam abdomen.
c.
Perkusi: mendengar atau mendeteksi
adanya gas, cairan, atau masa di dalam abdomen.
d.
Auskultasi: mendengar dua suara abdomen
yaitu bising usus (peristaltic).
- Pengkajian Alat Kelamin
1.
Alat Kelamin Pria
a.
Inspeksi: Rambut pubis, penyebarannya
dan pola pertumbuhannya, kulit, ukuran, adanya kelainan lain yang tampak pada
penis, inspeksi skrotum dan perhatikan
bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus, ekskoriasi, atau nodular.
b.
Palpasi: Nyeri tekan, benjolan,
kemungkinan adanya cairan kental yang keluar, palpasi skrotum dan testis,
perhatikan ukuran, konsistensi, bentuk, dan kelicinannya. Testis normal (teraba
elastic, licin, tidak ada benjolan atau masa). Palpasi epididimis dari pucuk
testis kebelakang. Normalnya (lunak). Palpasi saluran sperma yang terasa lebih
keras daripada epididimis.
2.
Alat Kelamin Wanita
a.
Inspeksi: Amati rambut pubis, distribusi
dan jumlahnya, amati kulit dan area pubis, buka dan amati labia mayora, labia
minora, klitoris, dan meatus uretra.
b.
Palpasi: Meraba dinding vagina untuk
mengetahui adanya nyeri tekan. Palpasi serviks dan perhatikan posisi, ukuran,
konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan.
- Pengkajian Sistem Muskuloskeletal (Otot, Tulang dan Persendian)
1.
Otot
a.
Inspeksi: Ukuran, amati otot dan tendon.
b.
Palpasi: Tonus otot, kelemahan
(flaksiditas).
2.
Tulang
a.
Inspeksi: Amati susunan tulang dan
deformitas
b.
Palpasi: Edema atau nyeri tulang.
3.
Persendian
a.
Inspeksi: Amati untuk mengetahui adanya
gangguan persendian.
b.
Palpasi: Nyeri tekan, gerakan, bengkak,
krepitasi, dan nodular.
materi diatas dari referensi buku apa ya?
BalasHapusreferensi buku ilmu keperawatan :)
BalasHapus